Senin, 26 Mei 2014

Polisi Temukan Fakta Baru

PIHAK kepolisian terus mengembangkan kasus pelemparan bom molotov ke rumah Kadisdikpora Kota Lhokseumawe yang diperkirakan terjadi menjelang subuh, sekitar pukul 04.00 WIB, Minggu (25/5).

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Joko Surachmanto melalui Kapolsek Banda Sakti, AKP Ichsan yang dikonfirmasi ulang oleh Serambi, Minggu (25/5) malam mengatakan, sejauh ini pihaknya belum memintai keterangan secara resmi dari Rusli. Namun begitu, pihaknya telah melakukan interogasi awal terhadap Rusli dan ditemukan sejumlah fakta baru. 

Fakta baru itu, menurut AKP Ichsan di antaranya pada Minggu (25/5) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB, ada masuk panggilan dari nomor tak dikenal ke handphone Rusli namun tak direspons.

Selain itu, beberapa hari sebelumnya ada orang (tidak dirincikan berapa jumlahnya) beberapa kali mendatangi Rusli ke kantornya untuk meminta proyek (juga tidak disebutkan apakah proyek besar yang harus ditender atau hanya proyek penunjukan langsung atau PL). Rusli mengaku tidak melayani permintaan itu dengan berbagai alasan. “Namun pastinya insiden tersebut sementara ini tidak bisa dikaitkan dengan masalah permintaan proyek tersebut. Karena proses penyelidikan masih terlalu dini,” kata AKP Ichsan.

AKP Ichsan juga menyebutkan, berdasarkan keterangan tetangga, sekitar pukul 03.30 WIB atau beberapa saat menjelang kejadian, terdengar suara sepmor jenis matic berhenti di samping rumah Rusli. “Tak lama kemudian terdengar ledakan kecil dan sepmor itu langsung pergi,” demikian AKP Ichsan mengutip hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan pihaknya.(bah).

Rekanan Jembatan Pange Diperiksa Lagi

    LHOKSUKON - Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Lhoksukon, Aceh Utara, Jumat (23/5) memeriksa lagi rekanan proyek pembangunan jembatan rangka baja modifikasi di Desa Rayeuk Pange, Kecamatan Pira Timu, Aceh Utara. Pemeriksaan itu dilakukan penyidik untuk mendalami kasus proyek di Dinas Bina Marga Aceh Utara dengan sumber dana APBK Aceh Utara Rp 2,8 miliar pada tahun 2010.  

    Kajari Lhoksukon Teuku Rahmatsyah MH melalui Kasi Pidana Khusus (Pidsus), Oktalian SH kepada Serambi, Minggu (25/5), menyebutkan, ada empat saksi yang diperiksa lagi untuk menyelidiki kasus itu. Tiga di antaranya adalah rekanan dan satu saksi lagi adalah konsultan pengawas proyek itu. 

    “Kita memanggil lagi mereka karena masih ada yang ingin didalami oleh penyidik dari mereka. Namun, pemeriksaan terhadap ke empat saksi tersebut belum selesai,” ujar Kasi Pidsus. 

     Menurut Oktalian, penyidik masih membutuhkan keterangan tambahan dari saksi, apalagi dalam kasus itu penyidik belum menetapkan tersangka meskipun status kasus tersebut sudah ditingkatkan ke penyidikan. “Penyidik sudah menjadwalkan kembali pemeriksaan terhadap mereka besok (hari ini-red),” katanya.(jf)

Sabtu, 01 Maret 2014

BKPP Simeulue Bentuk Tim Investigasi Honorer

SINABANG - Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Simeulue, Amran SE mengatakan pihaknya akan membentuk tim investigasi. Tujuannya untuk menyelidiki jika ada laporan resmi terkait kelulusan CPNS honorer kategori dua (K2) di kabupaten setempat yang dianggap tidak memenuhi syarat ikut tes, tetapi lulus testing. Menurut Amran, hingga kini BKPP Simeulue belum menerima secara resmi hasil kelulusan tes CPNS dari jalur honorer K2. Meski para honorer ini telah mengetahui hasil pengumuman melalui internet. Honorer tes CPNS honorer K2 di Simeulue 720 orang, 233 di antaranya dinyatakan lulus sebagaimana pengumuman melalui website Kemenpan RI. “Nanti akan dibentuk tim investigasi guna menyelidiki laporan resmi yang masuk ke BKPP terkait honorer K2 yang lulus testing, tapi diduga tak memenuhi syarat,” kata Amran menjawab Serambi, Rabu (26/2) saat menghadiri pelantikan Ketua DPRK Simeulue. Ia berharap, jika ada honorer yang lulus, padahal yang bersangkutan tak memenuhi syarat, diminta kepada pelapor menyerahkan bukti-bukti dugaan penyimpangan ke BKPP. Kemudian tim yang dibentuk ini akan menginvestigasi dugaan kecurangan itu. Namun begitu, ia mengatakan sejauh ini belum ada laporan terkait hal ini. Seperti diketahui, dampak tak lulus ratusan honorer K2 di daerah kepulauan itu, beberapa hari lalu 30-an perwakilan honorer K2 berdelegasi ke DPRK Simeulue. Mereka menilai sebagian honorer yang lulus baru beberapa waktu lalu mengabdi. Bupati Simeulue, Drs Riswan NS pada setiap kesempatan menyatakan kepada para Honorer K2 yang belum lulus agar bersabar dan tidak resah. “Persoalan tidak lulus kita sikapi dengan bijak. Jangan pernah memanas-manasi saudara-saudara kita yang belum lulus,” kata Bupati secara terpisah Bupati menambahkan, Pemkab Simeulue telah berupaya maksimal memperjuangkan tenaga honorer K1 maupun K2 untuk kuota yang diluluskan lebih banyak dibanding kabupaten/kota. “Pemkab Simeulue sudah berjuang sampai ke Jakarta menjumpai langsung Menpan meminta kuota kelulusan lebih besar,” ujar Bupati Riswan.sumber:www.serambinews.com

Pencuri Celengan Masjid Ditangkap

SIGLI - Habibi Rusli (25) warga Gampong Ulee U, Samalanga Bireuen, Sabtu (1/3/2014) dinihari ditangkap polisi di jalan Banda Aceh-Medan, tepatnya di depan SPBU Blang Malu, Kecamatan Mutiara Timur Pidie. Lelaki yang berprofesi sebagai sopir L-300 itu ditangkap karena dituduh mencuri celeng Meunasah Gampong Blok Bengkel Kecamatan Kota Sigli. "Pelaku (Habibi) merupakan spesialis pencuri celeng masjid. Hingga kini, Habibi telah kami amankan di Mapolres Pidie," kata Kapolres Pidie, AKPB Sunarya SIK, kepada Serambinews,com, Sabtu (1/3/2014) kemarin. Penangkapan terhadap Habibi, kata Sunarya, berdasarkan laporan warga yang resah terhadap aksi pelaku.sumber: www.serambinews.com

Warga Singkil Mandi Pakai Air Isi Ulang Sabtu

SINGKIL - Kemarau panjang yang terjadi di Aceh Singkil mengakibatkan air sumur di kabupaten setempat kering. Karena itu warga warga setempat harus membeli air isi ulang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk mandi. Sedangkan harga air ini Rp 5 ribu per galon. “Meski mahal, terpaksa membeli air per galon. Kalau tidak, mau bagaimana lagi karena sumur sudah kering. Kami sudah berhemat memakai air, tetapi yang susah saat mencuci pakaian karena membutuhkan air banyak,” kata Liadi, wara Perumnas Singkil Utara kepada Serambi, Jumat (28/2). Menurutnya, agar lebih murah semestinya warga bisa membeli air melalui mobil tangki seharga Rp 350 ribu per tangki. Tetapi warga tak memiliki bak penampungan besar, sehingga terpaksa membeli per galon melalui perusahan air isi ulang. “Kalau lagi ramai-ramai biasanya membeli per tanki, tetapi kadang butuhnya tak bersamaan sehingga sisanya tidak tahu harus ditampung di mana. Pernah dimasukan ke sumur kering, besoknya air sudah habis menyerap,” ujar Liadi. Menurut warga, kekeringan kali ini merupakan terparah sejak lima tahun terakhir dan hampir terjadi seluruh Singkil. Beberapa sumur dulu tetap berair, pada musim kemarau tahun ini ikut kering. “Sudah lima tahun kami tinggal di Aceh Singkil baru kali ini sumur kering. Tadinya kalau sumur tetangga kering, punya kami tetap berair,” kata Wati, warga yang tinggal di Gosong Telaga.sumber : www.serambinews.com

Sabtu, 07 September 2013

Aceh Rebut Dua Perak O2SN

BANDA ACEH - Dua siswa Aceh asal Bireuen dan Aceh Tamiang merebut dua medali perak pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2013 di Bandung. Kedua siswa tersebut adalah Rahmad Nurdiansyah (murid SDLB Bireuen) sebagai juara 2 olimpiade IPA, dan Nurul Huda (pelajar SMPLB Aceh Tamiang) juara 2 olimpiade MIPA. Offisial tim OSN Dinas Pendidikan Aceh, Drs Ikhwanuddin, mengatakan, selain dua perak, wakil Aceh ke lomba tingkat nasional itu juga berhasil menempatkan Sutrisno, pelajar SMPLB Tamiang sebagai juara harapan 1 dalam bidang kewirausahaan. Tim OSN Aceh ini tiba di Bandara Sultan Iskandarmuda Blang Bintang, Aceh Besar, Jumat (6/9). Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Anas M Adam mengatakan keberhasilan tiga siswa sekolah luar biasa (SLB) itu diharap bisa menjadi motivasi bagi siswa lainnya di Aceh. “Kita berharap ke depan makin banyak siswa asal yang mampu mempersembahkan medali di berbagai even dan lomba,” katanya.sumber:www.serambinews.com

Rabu, 14 Agustus 2013

Warga Madat Tangkap Burung Pakai Nada Dering HP

BAGI Rustam (50), telepon seluler (ponsel) tidak sekadar sebagai alat untuk berkomunikasi. Ponsel juga dimanfaatkan warga Gampong Bintah, Kecamatan Madat, Aceh Timur ini untuk menangkap burung di sawah. Pada suatu hari lima tahun yang lalu, tutur pria ini kepada Serambi, Senin (12/8), dirinya kehabisan ide bagaimana cara menangkap burung, terutama ruak-ruak (ayam-ayaman) yang dalam bahasa Aceh dinamai bu-bruek. Burung yang bersuara nyaring ini susah ditangkap meskipun memakai jaring khusus, apalagi dengan cara menyergap langsung di sarangnya. Akhirnya muncullah ide untuk memancing dengan suara rekaman burung, menggunakan handphone (hp). Bermodalkan seratusan ribu rupiah, Rustam pun mencari hp bekas di pasar yang bisa merekam suara. Untuk mendapatkan suara, Rustam menunggu sang burung berkoar-koar, lalu merekam suaranya dengan hp tersebut. Berbekal suara rekaman yang sudah dimilikinya, esok malamnya, Rustam pun mulai memburu ruak-ruak. “Menangkapnya harus malam hari,” kata pria ini. Cara kerja Rustam begini. Pertama-tama ia taruh hp dan memutar suara burung tersebut di lokasi penangkapan. Ketika suara terdengar, si burung akan mendekati suara tersebut. Rustam yang sudah menyelinap sedari tadi langsung menghidupkan lampu senter menyorot mata burung. Lalu burung yang tak lagi berkutik itu dia tangkap dan dimasukkan ke dalam keranjang satu per satu. Rustam mengaku beraksi setiap malam mulai pukul 20.00 sampai pukul 00.00 WIB. “Ya, lumayanlah, setiap malam bisa dapat puluhan burung,” katanya. Burung-burung itu dijual Rp 5.000 per ekor. Selain bisa menambah penghasilan, burung-burung ini juga bisa menambah menu hidangan keluarga Rustam di rumah. Burung yang nama ilmiahnya Amaurornis phoenicurus ini dapat hidup di kawasan berair seperti sawah, payau, maupun hamparan padang terbuka. Makanan utamanya serangga. Suaranya bising, terutama pada waktu subuh dan magrib. Dari suaranya yang bising itulah Rustam berhasil menangkapnya dan menjadi sumber pendapatan harian baginya.sumber:serambinews.com